Digitalisasi Prasasti dan Pelinggih Desa Batuan

Ketua Peneliti
Ir. Ida Bagus Gede Sarasvananda, M.Cs
Tahun Penelitian
2023
Email
-
Tingkat Kesiapterapan Teknologi
7
Telp.
-
Klaster
-

Desa Batuan merupakan salah satu dari sedikit desa tua yang ada di Bali. Hal ini merujuk pada Prasasti Baturan yang ditulis pada masa Pemerintahan Raja Bali Kuno Srie Aji Marakata berangka tahun 944 Isaka atau 1022 Masehi dan hingga saat ini masih tersimpan serta disucikan di Pura Desa Puseh Adat Batuan. Selaian desa budaya, Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar juga terkenal dengan seni rupa, seni tari/tabuh serta seni sastra. Selain itu pula potensi lain yang menjadi daya tarik daerah ini adalah keberadaan dari Pura Puseh dan Pura Desa Batuan yang banyak dikunjungi wisatawan. Selain sebagai Pura Kahyangan Desa, juga termasuk pura kuno karena memiliki perjalanan sejarah yang sangat panjang. Pura Puseh dan Pura Desa Batuan terdapat peninggalan-peninggalan purbakala yang masih dijaga dan dilestarikan serta dikeramatkan sampai sekarang, sehingga menjadi obyek pariwisata dan sangat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan. Warisan budaya ini kemudian dikemas sebagai wisata Budaya dengan fokus pengembangan wisata yang berbasis budaya.

Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Desa Adat Batuan dalam melakukan pengembangan wisata berbasis budaya adalah sbb:

  1. Desa Adat Batuan sudah melakukan digitalisasi Prasasti Baturan dan melakukan alih bahasa Prasasti Baturan bekerjasama dengan Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia dan Universitas Udayana, namun belum terintegrasi dengan Virtual Tour 360.
  2. Desa Adat Batuan telah membuat Virtual Tour 360 yang juga bekerjasama dengan Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia namun informasi detail dari setiap objek bangunan  yang ada pada Virtual Tour 360 tersebut belum tersedia dan juga belum tersedianya interaksi menjelajahi pura melalui virtual tour 360.
  3. Desa Adat Batuan melarang wisatawan yang sedang cuntaka atau haid untuk memasuki aria Pura. Sehingga wisatawan yang sedang cuntaka atau haid hanya bisa melihat dan menyaksikan Pura dari luar saja, sehingga dibutuhkan  fasilitas yang bisa digunakan oleh wisatawan yang sedang cuntaka atau haid untuk melihat aria Pura secara Virtual.

Sebagai kampus yang memiliki visi dan misi yang mendukung pelestarian budaya berbasiskan teknologi informasi Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia telah melakukan digitalisasi Prasasti Baturan dan membuat Virtual Tour 360 Pura Desa dan Puseh Desa Adat Batuan. Namun hal tersebut masih belum optimal dilakukan, mengingat masih terdapat kekurangan dalam melakukan pelestarian budaya dalam upaya mendukung Desa Adat Batuan dalam melakukan pengembangan wisata berbasis budaya. Kekurangan tersebut diantaranya yaitu Prasasti Baturan belum diintegrasikan dengan Virtual Tour 360. Untuk Virtual Tour 360 kekurangannya yaitu belum tersedianya interaksi dalam menjelajahi Pura melalui virtual tour 360 ini, dan juga akan dikembangkan platform Augmented Reality untuk mengakses informasi dari arca-arca yang terdapat di Baturan dan Virtual Reality untuk mengakses Prasasti berusia 1000 tahun dengan memiliki interaksi yang menarik dan menyenangkan. Untuk mengembangkan desa wisata berbasis budaya dengan pendekatan teknologi informasi maka akan dikembangkan platform untuk mendigitalisasi Prasasti Baturan dan virtual tour 360 untuk melakukan interaksi dalam menjelajahi Pura Batuan. Platform yang akan dibangun juga akan menjadi media promosi bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Pura Desa dan Pura Puseh Desa Adat Batuan, karena bisa menyaksikan Pura secara virtual. Pengembangan wisata berbasis budaya dengan pendekatan teknologi informasi untuk menjadi Desa Digital agar meningkatkan time of spend dan long of stay wisatawan. Wisatawan yang datang ke Desa Wisata Batuan diprogram untuk menikmati keindahan arsitektur Pura Puseh dan Desa Batuan.

Swipe Katalog atau gunakan Arrow Key Kiri dan Kanan pada Keyboard