Balai kulkul sebagai media komunikasi memiliki fungsi yang efektif skaligus sakral. Balai kulkul hingga saat ini tetap menjadi media komunikasi mengenai kegiatan yang ada di lingkungan banjar. Secara umum, balai kulkul belum dimanfaatkan maksimal dalam kejadian kebencanaan. Padahal balai kulkul sebagai media komunikasi tradisional yang sangat dipercaya masyarakat, dapat menjadi pusat informasi yang sahih khususnya dalam kejadian bencana. Dengan memaksimalkan fungsi balai kulkul sebagai media komunikasi masyarakat bahkan pada saat kejadian bencana, diharapkan balai kulkul dapat terus bertahan di tengah perkembangan zaman. Melihat potensi terjadinya bencana dan keunggulan fungsi dari balai kulkul maka dibuatlah suatu implementasi teknologi mitigasi bencana yang berwawasan budaya Bali. Implementasi teknologi ini adalah suatu alat kulkul otomatis yang dapat diimplementasikan pada setiap balai kulkul tanpa merusak maupun mengganti balai kulkul tersebut. Dengan demikian, kebutuhan mitigasi bencana di lingkungan banjar dan upaya mempertahankan tradisi dan budaya dapat dilakukan sekaligus.
Uraian
CULTIM (Culture Kulkul Otomatis )merupakan penerapan Teknologi Informasi (TI) sebagai media infomasi khususnya dalam mitigasi bencana. Penerapan TI tersebut dengan tetap mempertahankan secara maksimal teknologi tradisional dengan wawasan budaya Bali
Keunggulan